Monday 9 December 2013

7 Poin Absolut ‘Friends with Benefits’


Kelihatannya asyik dan enteng tapi ... apa saja yang harus diwaspadai? 
Untuk hal ini kami tak berani main-main ngobrolin poin yang satu ini. Untuk itu kami mengobrol dengan Dr. Guntara Hari, untuk mengupas lebih dalam mengenai poin friends with benefits(FWB)dan kira-kira apa saja yang tak boleh dilakukan.

Friends with Benefits (FWB) dianggap bukan seperti pacaran, sehingga tak perlu untuk jaga-jaga imej atau jaim. Dalam hal ini Anda bisa curhat bebas, bergosip tanpa malu, dan tak takut ‘temannya’ itu sakit hati atau tersinggung. Semuanya tentang yang enteng dan asyik-asyik saja!

Sering ditemukan kasus bahwa FWB justru jadi selingan di antara masa pacaran. Kalau sudah jenuh pacaran, FWB yang langsung jadi pilihan. Benefit-nya atau keuntungannya, hmmm … tak akan jauh-jauh dari aktivitas seksual. Ada yang memilih menjalani hubungan ini dengan sengaja dan sadar, ada juga yang bilang hal ini terjadi begitu saja. Ada beberapa tip yang perlu diingat:



Break up sucks!

Tapi jangan jadikan ini sebagai alasan untuk melakukan FWB. Teman bukanlah tempat pelarian, apalagi sebagai alasan melakukan FWB, bukan?

It can when it can, but can you?

Mengakunya diskusi, tapi lama-lama kenapa mirip curhat? Jalan bareng, tapi kok mirip kencan? Bilangnya sekadar having sex, tapi mirip making love? Wah … Hati-hati ya!

Best buddy tak selalu sama dengan FWB.

Berteman baik dengan siapa saja memang penting. Namun apa iya bisa menjadi FWB jika sesama pria atau sesama perempuan? Saatnya Anda perhatikan lebih seksama.

Sex with FWB

Kemungkinan besar akan jadi open relationship. Jadi, guys, jangan lupa safe sex! Sexual Transmitted Infection dan unwanted pregnancy selalu mengintai kapan pun. Jangan anggap remeh!

Maybe it’s great to spend the rest of my life with FWB


Akui saja! Begitu merasa nyaman Anda akan berpikir seperti itu dan mulai berharap status kalian akan berubah menjadi kekasih.

FWB sama complicated-nya dengan pacaran. Jadi?


FWB hanya dapat bekerja jika tak punya ketertarikan sedikit pun. Pertanyaannya, apakah mungkin?

Remember

Falling in love itu tak bisa direncanakan atau diatur, walaupun model relationship yang telah disepakati adalah FWB. (Teks Lulu Anwar)



Selama disepakati bersama dan menyenangkan, tak ada keberatan sebagai consenting adult

(orang dewasa yang mampu bertanggung-jawab terhadap perbuatannya sendiri), maka

hubungan ini bukan sebuah masalah. Tapi ingat, jika main api tak mungkin tak akan terbakar!

0 komentar

Post a Comment